Sakit perut jelang presentasi besar, atau kepala berputar sebelum ujian, pernah Anda alami? Hal yang wajar, selama tidak berlanjut. Namun menjadi masalah jika terus-menerus terjadi dan mulai terasa mengganggu.
Apakah Anda kerap mengalami sakit perut saat akan melakukan presentasi besar? Atau merasa sesak napas saat terjadi sesuatu yang Anda khawatirkan? Inilah dia yang disebut dengan psikosomatis. Apakah Anda pernah mendengar psikosomatis sebelumnya?
Pengertian psikosomatis
Seperti tertulis dalam buku Feeling Better tulisan Arthur Barsky, seorang psikiater dari Universitas Cambridge, psikosomatis adalah gangguan psikis yang pada akhirnya membuat Anda merasakan gangguan fisik pula.
Bahkan, sebanyak 19 hingga 22 persen pasien yang datang ke dokter dengan keluhan fisik ternyata mengalami gangguan ini. Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah kulit gatal, jantung berdebar, keluhan lambung, sesak napas, atau perasaan tidak nyaman saat bernapas, nyeri otot, mual, muntah, nyeri saat berhubungan seksual, dan kesemutan.
Bagaimana membedakan psikosomatis dengan penyakit biasa? Biasanya, gangguan fisik yang disebut psikosomatis seperti itu dirasakan berulang-ulang dan dalam waktu yang lama. Bahkan, keluhannya bisa berganti-ganti atau berpindah tempat. Maka sangat wajar jika penderita psikomatis sering bolak-balik ke dokter untuk memeriksakan dirinya. Tak jarang penderita psikosomatis bisa menyebabkan perasaan bahwa dirinya mengalami penyakit yang serius. Kemudian menjadi sangat sensitif terhadap perubahan ringan dalam sensasi fisik.
David B.Cheek, M.D. dan Leslie M. Lecron,B.A. dalam bukunya Clinical Hypnotherapy, juga menjelaskan bahwa psikosomatis tak hanya mengenai nervous sebelum melakukan hal besar, namun juga bisa dialami oleh seseorang yang dibayangi pengalaman masa lalu yang menyakitkan. Contohnya adalah phobia. Ketakutan akan sesuatu, yang terjadi di masa lalu, terbawa hingga masa kini dan sangat mengganggu seseorang.
Perasaan bersalah atas apa yang telah dilakukan di masa lalu pun, sering kali termanifestasi dalam sebuah perilaku untuk menghukum diri sendiri. Contohnya; ada seorang pria yang mengalami semacam impotensi. Setelah melalui pengobatan dokter ahli tetap tak menujukkan perbaikan berarti. Setelah dilakukan hipnoanalisis ternyata beberapa tahun yang lalu ia pernah melakukan hubungan seks dengan salah seorang stafnya.
Selain itu, sugesti atau keyakinan akan dirinya yang sakit, membuat seseorang pun mengalami sakit. Misalnya, saat kecil dikatakan bahwa ia sakit batuk dan tak bisa sembuh. Maka ia terus merasa demikian.Tidak ada obatnya
Nah, psikosomatis tidak bisa diobati dengan obat-obatan kimia. Meski begitu, Anda tak usah khawatir dengan psikosomatis. Penderita psikosomatis bisa sembuh asalkan ada keinginan kuat dan selalu berpikiran positif setiap menghadapi emosi negatif yang ada.
Misalnya dengan melakukan terapi agar bisa memaafkan dirinya sendiri atas kesalahan atau yang dirasa sebagai suatu kesalahan yang ia lakukan.
Selain itu, penanganannya bisa menggunakan hipnoterapi atau terapi behavior-kognitif salah satunya dengan self-talkyakni kegiatan berbicara kepada diri sendiri. Hal ini sebetulnya amat penting, karena apa yang kita ucapkan atau pikirkan akan terpogram ke dalam bawah sadar kita.Mengelola stres
Nah, selain itu, penting juga untuk mengelola stres. Seperti yang kerap diungkapkan dr. Andri, Sp.KJ, Kepala Klinik Psikosomatik, dalam cuitannya di twitter. Misalnya dengan melakukan:Bergerak
Berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu dapat meningkatkan imunitas tubuh, menjaga kesehatan jiwa Anda dan mencegah serangan panik.Tidur
Kurang tidur hanya akan membuat Anda rentan terhadap stres. Pastikan Anda makan malam dua atau tiga jam sebelum Anda tidur malam, supaya makan dapat tercerna sempurna untuk mencegah penyakit pencernaan dan asam lambung.Asupan sehat
Nutrisi yang tepat dapat menjaga kesehatan mental Anda. Pastikan Anda mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin E dan B kompleks, seperti kacang-kacangan, ikan, sereal, buah, dan sayur.Rileks
Hiduplah lebih santai. Lakukan yoga untuk menghindari serangan depresi atau sekedar rutin mendengarkan musik untuk melatih jiwa Anda tetap tenang. Musik yang tepat dapat menuntun jiwa Anda lebih tenang.Berbagi
Manusia diciptakan untuk bersosialisasi, karena itu jangan memendam masalah. Usahakan Anda memiliki teman yang dapat Anda percaya atau bergabung dalam kelompok diskusi. Memendam masalah, sama saja seperti memendam sampah dalam tubuh Anda.
No comments:
Post a Comment